Mitos dan Penjelasan tentang Tindihan

Selasa, 01 November 2011 Pernahkah anda mengalami tindihan? Tindihan menurut orang orang atau masyarakat luas adalah ketika kita tidur atau tertidur kita sulit untuk bangun atau membangunkan diri dan menurutnya juga ada seperti ada makhluk halus yang menindih kita.
Kejadian ini sering saya alami di saat saya mulai tidur dan tidur itu belum lama saya rasa, tiba-tiba tubuh ini berat, merinding seperti ada yang menindih saya.
Sulit sekali saya untuk bangun dan menggerakkan tubuh saya dan ketika saya berusaha keras untuk melawan ternyata bisa dan terbangun dengan nafas yang tergesa-gesa.
Bahkan ada juga kata masyarakat luas tindihan ini bisa berakibat vatal yaitu kematian. Wah serem juga ya. Tapi ini ada penjelasan ilmiah dari tindihan ini
saya ambil dari blog sebelah indospiritual
Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika
orang akan tidur atau bangun
tidur merasa sesak napas seperti
dicekik, dada sesak, badan sulit
bergerak dan sulit berteriak
disebut sleep paralysis alias tidur
lumpuh (karena tubuh tak bisa
bergerak dan serasa lumpuh).
Hampir setiap orang pernah
mengalaminya. Setidaknya sekali
atau dua kali dalam hidupnya.
Sleep paralysis bisa terjadi pada
siapa saja, lelaki atau perempuan.
Dan usia rata-rata orang pertama
kali mengalami gangguan tidur
ini adalah 14-17 tahun. Sleep
paralysis alias tindihan ini
memang bisa berlangsung dalam
hitungan detik hingga menit.
Yang menarik, saat tindihan
terjadi kita sering mengalami
halusinasi, seperti melihat sosok
atau bayangan hitam di sekitar
tempat tidur. Tak heran,
fenomena ini pun sering
dikaitkan dengan hal mistis.
Di dunia Barat, fenomena
tindihan sering disebut mimpi
buruk inkubus atau old hag
berdasarkan bentuk bayangan
yang muncul. Ada juga yang
merasa melihat agen rahasia
asing atau alien. Sementara di
beberapa lukisan abad
pertengahan, tindihan
digambarkan dengan sosok roh
jahat menduduki dada seorang
perempuan hingga ia ketakutan
dan sulit bernapas.
Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari
Universitas Waterloo, Kanada,
sleep paralysis, adalah sejenis
halusinasi karena adanya
malfungsi tidur di tahap rapid
eye movement (REM).
Sebagai pengetahuan,
berdasarkan gelombang otak,
tidur terbagi dalam 4 tahapan.
Tahapan itu adalah tahap tidur
paling ringan (kita masih
setengah sadar), tahap tidur
yang lebih dalam, tidur paling
dalam dan tahap REM. Pada tahap
inilah mimpi terjadi.
Saat kondisi tubuh terlalu lelah
atau kurang tidur, gelombang
otak tidak mengikuti tahapan
tidur yang seharusnya. Jadi, dari
keadaan sadar (saat hendak
tidur) ke tahap tidur paling
ringan, lalu langsung melompat
ke mimpi (REM).
Ketika otak mendadak terbangun
dari tahap REM tapi tubuh belum,
di sinilah sleep paralysis terjadi.
Kita merasa sangat sadar, tapi
tubuh tak bisa bergerak.
Ditambah lagi adanya halusinasi
muncul sosok lain yang
sebenarnya ini merupakan ciri
khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga
bisa disebabkan sesuatu yang
tidak dapat dikontrol. Akibatnya,
muncul stres dan terbawa ke
dalam mimpi. Lingkungan kerja
pun ikut berpengaruh. Misalnya,
Anda bekerja dalam shift
sehingga kekurangan tidur atau
memiliki pola tidur yang tidak
teratur.
Jangan Anggap Remeh
Meski biasa terjadi, gangguan
tidur ini patut diwaspadai.
Pasalnya, sleep paralysis bisa
juga merupakan pertanda
narcolepsy (serangan tidur
mendadak tanpa tanda-tanda
mengantuk), sleep apnea
(mendengkur), kecemasan, atau
depresi.
Jika Anda sering mengalami
gangguan tidur ini, sebaiknya
buat catatan mengenai pola tidur
selama beberapa minggu. Ini
akan membantu Anda
mengetahui penyebabnya. Lalu,
atasi dengan menghindari
pemicu. Bila tindihan diakibatkan
terlalu lelah, coba lebih banyak
beristirahat.
Kurang tidur pun tidak boleh
dianggap remeh. Jika sudah
menimbulkan sleep paralysis,
kondisinya berarti sudah berat.
Segera evaluasi diri dan cukupi
kebutuhan tidur. Usahakan tidur
8-10 jam pada jam yang sama
setiap malam.
Perlu diketahui juga, seep
paralysis umumnya terjadi pada
orang yang tidur dalam posisi
telentang (wajah menghadap ke
atas dan hampir nyenyak atau
dalam keadaan hampir terjaga
dari tidur). Itu sebabnya, kita
perlu sering mengubah posisi
tidur untuk mengurangi risiko
terserang gangguan tidur ini.
Nah, jika tindihan disertai gejala
lain, ada baiknya segera ke
dokter ahli tidur atau
laboratorium tidur untuk
diperiksa lebih lanjut. Biasanya
dokter akan menanyakan

0 komentar:

Posting Komentar

TEMAN

F